Setiap kali mendengar nama Makkah dan Madinah, ada rasa haru yang sulit dijelaskan. Dua kota suci yang menjadi saksi perjalanan spiritual jutaan Muslim dari seluruh dunia ini selalu memanggil hati. Namun, bagi sebagian orang, keinginan untuk ke sana sering tertunda bukan karena kurang niat, tapi karena belum siap secara finansial. Di sinilah perjalanan saya dimulai—bukan langsung dengan koper dan paspor, tapi dengan niat dan rencana matang.
Awal dari Sebuah Niat
Saya masih ingat, di pertengahan tahun lalu, ketika selesai salat Subuh, tiba-tiba muncul dorongan kuat untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci. Bukan karena ikut-ikutan, tapi karena rasa rindu yang sudah lama mengendap. Tapi begitu buka laptop dan mencari tahu soal biaya umroh 2026, jujur saya sempat kaget.
Harga paket bervariasi tergantung waktu keberangkatan, fasilitas, dan maskapai penerbangan. Untuk tahun 2026, prediksi biaya berkisar antara 35 juta hingga 45 juta rupiah per orang. Angka yang besar, tapi bukan tidak mungkin dijangkau. Justru di situlah tantangannya—bagaimana mengubah niat menjadi kenyataan melalui perencanaan keuangan yang disiplin.
Mengenal Makkah dan Madinah Lebih Dekat
Sebelum membahas soal uang, saya mulai memperdalam makna perjalanan ini. Makkah, tempat berdirinya Ka'bah, adalah titik awal sejarah Islam. Setiap langkah di sana seolah membawa kita ke masa Rasulullah ﷺ. Sementara Madinah, kota yang menenangkan jiwa, menjadi tempat bersemayamnya manusia paling mulia.
Bagi saya, mengetahui kisah dua kota ini bukan sekadar informasi. Ini motivasi. Semakin saya tahu betapa mulianya tempat itu, semakin kuat tekad saya untuk berangkat. Makkah menggambarkan perjuangan, sementara Madinah memantulkan kedamaian. Dua kota yang menjadi simbol kehidupan manusia: kerja keras dan ketenangan batin.
Menghitung Realitas: Berapa Sebenarnya Biaya ke Tanah Suci?
Setelah niat semakin mantap, saya mulai realistis. Saya membuat rincian anggaran pribadi. Biaya utama tentu tiket, hotel, dan transportasi. Tapi ada pula biaya tambahan seperti paspor, vaksin, koper, dan uang saku.
Berdasarkan riset di situs pusat umroh, biaya perjalanan ke Tanah Suci tahun 2026 diperkirakan mengalami sedikit kenaikan seiring inflasi global dan peningkatan standar pelayanan. Karena itu, penting untuk menabung lebih awal agar tidak kaget saat jadwal keberangkatan tiba.
Misalnya, jika targetnya 40 juta rupiah dalam 24 bulan, berarti perlu menabung sekitar 1,7 juta per bulan. Terlihat besar, tapi jika dibagi ke dalam pengeluaran mingguan, hanya sekitar 425 ribu per minggu. Artinya, mungkin cukup dengan mengurangi nongkrong di kafe dua kali seminggu atau menunda pembelian barang konsumtif.
Tips Menabung untuk Perjalanan Spiritual
Selama dua tahun saya menyiapkan dana, saya belajar bahwa menabung bukan sekadar soal uang, tapi soal mindset. Berikut beberapa strategi yang saya jalani:
Buka rekening khusus perjalanan ibadah.
Pisahkan uang tabungan dengan uang harian. Dengan begitu, kita tidak tergoda untuk menggunakannya.
Gunakan sistem autodebet.
Setiap tanggal tertentu, otomatis sejumlah uang langsung masuk ke rekening tabungan khusus. Cara ini ampuh untuk melatih konsistensi.
Catat semua pengeluaran.
Saya mulai mencatat pengeluaran kecil, termasuk kopi atau jajan malam. Dari situ baru sadar, banyak uang bocor yang sebenarnya bisa dialihkan untuk tabungan.
Cari penghasilan tambahan.
Saya juga membuka jasa kecil-kecilan online. Keuntungan dari sana langsung saya simpan tanpa disentuh.
Visualisasi tujuan.
Saya tempel foto Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di kamar. Setiap kali melihatnya, motivasi menabung terasa hidup kembali.
Perjalanan yang Mengubah Cara Pandang
Yang menarik, perjalanan menuju Makkah Madinah bukan hanya soal keberangkatan fisik, tapi juga perjalanan spiritual sebelum kaki benar-benar menapak di sana. Dalam proses menabung dan bersabar, saya belajar tentang arti tawakkal. Bahwa rezeki bukan hanya dihitung dari uang yang terkumpul, tapi juga dari ketenangan hati dalam menunggu waktu terbaik yang Allah سبحانه وتعالى tetapkan.
Banyak hal yang saya temui selama mempersiapkan diri—teman-teman yang tiba-tiba ikut semangat, keluarga yang mulai ikut menabung bersama, hingga momen-momen kecil yang membuat hati lembut.
Ketika Akhirnya Waktu Itu Tiba
Dua tahun kemudian, tepat di bulan yang saya targetkan, tabungan sudah cukup. Rasanya seperti mimpi. Tiket sudah di tangan, koper sudah siap, dan hati pun sudah mantap. Ketika pesawat mendarat di Jeddah, air mata menetes tanpa sadar. Semua perjuangan, penghematan, dan doa panjang akhirnya berbuah nyata.
Berjalan di pelataran Masjidil Haram, saya seperti melihat kilas balik perjalanan panjang itu. Semua rasa lelah, rencana keuangan, dan penantian berubah menjadi syukur. Di Madinah, setiap salam di makam Rasulullah ﷺ terasa seperti balasan dari seluruh doa yang dulu saya panjatkan.
Penutup: Mimpi yang Bisa Jadi Nyata
Mungkin kamu juga sedang menatap foto Ka'bah di ponsel dan berpikir, “Kapan ya bisa ke sana?” Percayalah, semua bisa dimulai dari langkah kecil. Mulailah dari niat yang tulus, buat rencana keuangan yang realistis, dan disiplin menjalani prosesnya.
Dan kalau kamu ingin tahu estimasi terbaru tentang biaya umroh 2026 atau ingin mencari paket yang terpercaya, situs seperti pusat umroh bisa jadi panduan awal yang sangat membantu.
Karena pada akhirnya, perjalanan ke Makkah dan Madinah bukan sekadar tentang berapa uang yang kita punya, tapi seberapa besar kerinduan yang kita pelihara dan seberapa kuat usaha kita untuk mewujudkannya.
0コメント