Waktu pertama kali aku melihat foto Dubai di internet, aku pikir kota itu seperti mimpi gedung-gedung tinggi, jalanan bersih, dan pemandangan malam yang memantulkan cahaya dari setiap sudut. Tapi semua itu berubah jadi nyata saat aku benar-benar menginjakkan kaki di sana, dalam perjalanan yang berawal dari satu niat sederhana: ingin menabung untuk berangkat ibadah sambil melihat dunia yang diciptakan Allah سبحانه وتعالى begitu megah dan menakjubkan.
Awalnya, perjalanan ini aku rencanakan bersama pusat umroh yang punya program gabungan antara ibadah dan wisata ke Dubai. Mereka menjelaskan kalau Dubai bukan sekadar kota mewah, tapi juga simbol peradaban modern yang tetap menghargai nilai spiritual. Itulah yang membuatku tertarik karena aku ingin mengalami keduanya: kedamaian ibadah dan keindahan dunia yang Allah سبحانه وتعالى titipkan untuk kita nikmati.
Begitu sampai di Dubai, kesan pertama yang kurasakan adalah “modern tapi berjiwa.” Setiap bangunan seperti punya cerita, dari Burj Khalifa yang menjulang seolah menyentuh langit, sampai Masjid Jumeirah yang memancarkan ketenangan di tengah gemerlap kota. Di sini aku belajar satu hal penting kemewahan dunia bukan untuk disombongkan, tapi untuk disyukuri. Karena di balik semua itu, masih ada ruang bagi kita untuk merenung, beribadah, dan menemukan arti hidup yang sebenarnya.
Salah satu momen paling berkesan adalah ketika aku duduk di tepi Dubai Marina. Air yang tenang memantulkan cahaya lampu gedung tinggi, sementara angin malam berhembus lembut. Aku teringat perjuanganku menabung selama hampir dua tahun untuk bisa berangkat. Tidak mudah, tapi setiap rupiah yang kusisihkan terasa bermakna karena tujuannya jelas: mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى, sambil membuka mata pada keajaiban ciptaan-Nya.
Dari Dubai, aku belajar bahwa menabung untuk perjalanan ibadah bukan sekadar urusan uang — tapi tentang niat dan disiplin. Aku mulai dengan menyisihkan sedikit dari penghasilan bulanan, bahkan sempat menulis target kecil di dinding kamar: “Tahun depan, aku akan ke Tanah Suci dan menjejak kaki di Dubai.” Target kecil itu yang memotivasiku terus.
Ketika akhirnya mimpi itu terwujud melalui paket umroh plus dubai, aku sadar bahwa perjalanan ini bukan sekadar liburan, melainkan perjalanan hati. Dari Makkah aku mendapatkan ketenangan, dan dari Dubai aku mendapatkan inspirasi. Dua sisi dunia yang berbeda tapi saling melengkapi — satu mengajarkan keikhlasan, yang lain menanamkan semangat untuk berusaha dan bermimpi besar.
Banyak orang berpikir bahwa Dubai hanyalah tentang kemewahan — mobil sport, gedung tinggi, dan pusat perbelanjaan megah. Tapi kalau kau datang dengan hati yang terbuka, kau akan melihat sisi lain: keramahan orang-orangnya, kesungguhan mereka bekerja, dan bagaimana mereka membangun masa depan tanpa melupakan akar budaya Islam.
Aku sempat berkunjung ke Al Fahidi Historical District — tempat yang membuatku seolah kembali ke masa lalu. Gang-gang kecil dengan dinding pasir, suara azan yang menggema dari masjid tua, dan aroma rempah yang menyapa dari toko-toko kecil di tepi jalan. Di sinilah aku sadar, Dubai bukan hanya tentang masa depan, tapi juga masa lalu yang dijaga dengan bangga.
Setelah perjalanan itu, aku sering merekomendasikan kepada teman-temanku untuk tidak hanya menabung demi ibadah, tapi juga demi pengalaman hidup yang membuka wawasan. Karena ketika niatnya benar, setiap langkah akan bernilai pahala. Aku bilang pada mereka, “Jangan tunggu kaya dulu untuk berangkat, tapi berangkatlah supaya kau merasa semakin kaya dalam iman, pengalaman, dan rasa syukur.”
Kini setiap kali aku melihat foto Dubai, aku tak hanya melihat kota dengan pencakar langitnya. Aku melihat kenangan. Aku melihat perjuangan. Aku melihat bukti bahwa Allah سبحانه وتعالى selalu membuka jalan bagi siapa pun yang sungguh-sungguh berniat baik.
Bagi yang sedang menabung, percayalah bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Setiap kali kamu menahan diri untuk tidak jajan berlebihan, setiap kali kamu memilih menabung daripada belanja, itu semua adalah bagian dari perjalananmu menuju sesuatu yang lebih besar — kedamaian dan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Dan bila nanti waktunya tiba, saat kamu akhirnya melangkah di Tanah Suci lalu melanjutkan ke Dubai, kamu akan merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan. Bahwa dunia ini luas, indah, dan penuh pelajaran. Perjalanan umroh plus dubai bukan sekadar destinasi fisik, tapi perjalanan spiritual dan emosional dari hati yang ingin dekat dengan Allah سبحانه وتعالى menuju pandangan baru tentang dunia yang terus berkembang.
Karena sejatinya, setiap perjalanan adalah cermin kehidupan: penuh tantangan, keindahan, dan rasa syukur. Dan Dubai, dengan segala kemegahannya, hanyalah panggung kecil dari kebesaran ciptaan-Nya yang tak terhingga.
0コメント